Penemu Cadangan Timah Lepas Pantai, Sutedjo Sujitno Tutup Usia 24/05/2019
- account_circle admin
- calendar_month Jumat, 24 Mei 2019
- visibility 3
- comment 0 komentar

Sutedjo Sujitno
Penemu Cadangan Timah Lepas Pantai, Sutedjo Sujitno Tutup Usia
Klikbabel.com, Pangkalpinang – Innalillahi wa innalillahi Rojiun, kabar duka untuk Indonesia. Penemu cadangan timah lepas pantai sekaligus sejarahwan pertimahan Indonesia Sutedjo Sujitno tutup usia, Jumat (24/5). Kurator sekaligus penasehat Museum Timah Indonesia ini meninggal dalam usia 81 tahun. Dikutip dari visitbangkabelitung.com, Sutedjo Sujitno sudah menghasilkan beberapa buku mengenai pertambangan serta memberikan ceramah dalam berbagai seminar kesejarahan dan pertambangan.

Penemu Cadangan Timah, Sutedjo Sujitno
Sejarah Timah Indonesia adalah salah satu karya besar yang pernah dihasilkan oleh Sutedjo Sujitno melalui penelitian panjangnya. Karyanya yang lain yaitu Legenda Dalam Sejarah Bangka. Buku ini memberikan gambaran jati diri masyarakat Bangka melalui fakta-fakta sejarah dengan diperkuat oleh legenda yang hidup di dalam masyarakat Bangka. Melalui buku ini pula, ia berupaya membangkitkan semangat masyarakat Bangka untuk melakukan penggalian sejarah yang lebih mendalam, mengingat Pulau Bangka memiliki cerita sejarah yang unik, menarik dan belum banyak dikaji.
Sejarah
Tahun 1961, Sutedjo untuk pertama kalinya datang ke Pulau Bangka. Saat itu, Sutedjo dalam misi menyelesaikan tugas akhirnya sebagai mahasiswa yaitu membuat skripsi. Institut Teknologi Bandung sendiri memiliki hubungan kerjasama yang baik dengan PN Tambang Timah yang sekarang berubah menjadi PT Timah Tbk. PN Tambang Timah membuka kesempatan bagi mahasiswa Institut Teknologi Bandung untuk magang di perusahaan. Oleh karena itu, Sutedjo memilih untuk melakukan penelitian skripsinya pada sebuah tambang di daerah Pemali. Dimana Sutedjo melihat keunikan pada lahan tambang di Pemali dalam arti deposit timah pada lahan tambang di tempat tersebut berbeda dengan deposit timah pada lahan tambang di daerah lainnya. Sutedjo menemukan kandungan timah primer pada lahan tambang di tempat itu sementara di tempat lainnya kandungan timah yang ada adalah timah aluvial.
Sutedjo melakukan penelitian skripsinya di Pemali selama sembilan bulan. Berdasarkan kaca mata penelitian, bagi Sutedjo penemuannya merupakan hal yang biasa. Perhatiannya justru tertarik pada kehidupan di Pemali itu sendiri dimana beliau mulai mengenal kehidupan masyarakat Bangka dengan banyak cerita-cerita mistisnya. Namun kemudian beliau sadar bahwa banyak cerita masyarakat Bangka yang memang mengandung hal-hal mistis dan hal tersebut merupakan tipikal dari cerita yang umum ada di dalam masyarakat Bangka. Tahun 1962, enam bulan setelah menyelesaikan penelitian untuk skripsinya di Pemali, Sutedjo pun lulus dari Institut Teknologi Bandung. Bagi Sutedjo, nasib baiklah yang membuatnya berhasil menyelesaikan kuliah dalam kurun waktu empat tahun karena pada masa-masa itu, memang tidak banyak mahasiswa yang mampu menyelesaikan kuliahnya dalam waktu yang singkat.
Setelah menamatkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung, Sutedjo kembali ke Bangka dan bekerja pada PN Tambang Timah yang pada saat itu tenaga ahli timah hampir seluruhnya adalah orang-orang Belanda. Setelah mereka kembali ke negara asalnya, PN Tambang Timah Bangka hanya dapat mengandalkan tenaga-tenaga muda yang baru lulus untuk “mengendalikan” perusahaan saat itu. Sutedjo ditempatkan di bidang eksplorasi tambang dan bertugas melakukan penelitian di seluruh wilayah di Bangka. Hasil penelitiannya menemukan bahwa keadaan timah di Pulau Bangka sangat lemah karena cadangan timah telah habis. Sutedjo justru menemukan cadangan timah yang besar di lautan Pulau Bangka bagian utara. Oleh karena itu pada tahun 1989 PT. Tambang Timah Persero mulai go offshore mining.
Pada era 1960-an, Sutedjo mengenang masa penuh tantangan yang dihadapi. Kondisi ekonomi saat itu, khususnya di wilayah Bangka, berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan. Penyelundupan timah terjadi secara masif dan sulit dikendalikan, sehingga Perusahaan Tambang Timah Bangka harus meminta bantuan dari tentara angkatan darat untuk menindak tegas praktik tersebut. Salah satu markas tentara yang ditugaskan untuk mengatasi penyelundupan ini berlokasi di komplek perumahan timah di Sungailiat. Bahkan, bagian dapur rumah yang digunakan sebagai markas ini difungsikan sebagai ruang tahanan bagi para pelaku penyelundupan timah. Selamat jalan, Pak Tedjo. Jasa dan dedikasi Anda akan selalu kami kenang.
- Penulis: admin
Saat ini belum ada komentar